Perilaku Individu Dalam Organisasi
A. Pendahuluan
Manusia
adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan yang
ada di dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya.
Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai
dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang
perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjnya.
Karyawan
sebagai individu ketika memasuki perusahaan akan membawa kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai
karakteristik individualnya.
B.
Pengertian Perilaku Individu
Perilaku didefinisikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta segala
sesuatu yang dilakukan manusia, misalnya kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupannya
sehari-hari, baik bekerja dengan giat maupun dengan males, dalam hubungannya
dengan komunikasi, misalnya berbicara dengan orang lain, bertukar pendapat,
baik menerima pendapat atau menolaknya.
Perilaku
individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang
manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi
dan sikap jiwanya, yang bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja) dirinya dan
organisasi.
Berkaitan
dengan masalah prinsip-prisip dasar dan alasan manusia berperilaku, David A.N.,
Richard Hachman, dan Edward E.L. dalam bukunya “Managing Organizational Behavior”, menjelaskan prinsip-prinsip
dasar manusia berperilaku. Perbedaannya
sebagai berikut :
1. Manusia berbeda perilakunya karena
kemampuannya tidak sama
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
3. Orang berpikir tentang masa depan dengan
membuat pilihan tentang bagaimana bertindak
4. Seseorang memahami lingkungannya dalam
hubungan dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya
5. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi
senang atau tidak senang (affective)
6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan
perilaku seseorang.
C.
Kepribadian
1.
Mengenal Konsep Kepribadian
Kepribadian menurut Allport adalah, “sebuah organisasi
dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik
perilaku dan pikirannya”.
Adapun menurut Pervin dan John,
“Kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri atas pola-pola
pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten”.
Kepribadian
terdiri atas trait dan tipe (type).
Trait dijelaskan sebagai konstruk teoretis yang menggambarkan unit/dimensi
dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respons individu dalam
situasi yang berbeda-beda. Adapun tipe adalah
pengelompokkan bermacam-macam trait.Tipe memiliki tingkat regularity dan generality
yang lebih besar dari pada trait.
Trait merupakan disposisi untuk berperilaku daam cara tertentu, seperti
yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait
merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu sebagai
berikut :
1. Trait merupakan pola konsisten dari
pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain,
sehingga :
a.
Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
b.
Trait konsisten dari situasi ke situasi
2.
Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama
kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah dari karena :
a. Ada proses adaptif
b. Adanya perbedaan kekuatan
c.
Kombinasi dari trait yang masih ada
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama
berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan
atau faktor lingkungan yang menentukan terbentuknya kepribadian, tetapi juga
pengaruh resiplokal faktor keturunan dan lingkungan yang memnunculkan
karakterisrik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan
kepribadian, ada empat pemahaman yang perlu diperhatikan.
a.
Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan
kepribadian, faktor nongenetik tetap mempunyai peranan bagi variasi
kepribadian.
b. Meskipun faktor genetik merupakan hal
yang penting dalam memengaruhi lingkungan, faktor nongenetik paling bertanggung
jawab terhadap perbedaan lingkungan pada orang-orang.
c.
Pengelaman-pengalaman
dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda
bagi setiap anak sehubungan dengan jenis kelamin anak, urutan kelahiran, atau
kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
d.
Meskipun terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian,
tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh
lingkungan.
2.
Teori-teori Pengembangan Kepribadian
Ada tiga teori pengembangan kepribadian yang utama, yaitu
teori psikoanalitik (psychoanalitytical
theory), teori sifat atau perangai (triat
theory) dan teori kebutuhan (needs
theory). Berikut ini adalah penjelasan teori tersebut secara singkat :
a. Teori Psikoanalitik
Teori
ini pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut teori ini, untuk
memahami kepribadian seseorang, kita harus melihat ke dalam dirinya
(intrapsychic) apa yang menjadi dasar perilakunya. Dalam diri setiap orang
terdapat suatu “id” atau untuk mencari kepuasan bagi dirinya sendiri dan
superego yang merupakan bagian dari jiwa manusia yang mengandung unsur ideal
dan pikiran yang baik.Tindakan atau perilaku manusia, menurut Freud, merupakan
hasil konflik antara “id” dan ‘superego’.Konflik antara kedua selalu berhasil
didamaikan oleh ‘ego’.Pola perilaku manusia selalu bersifat defensif dan selalu
dapat dipikirkan berdasarkan pengamatan atas kompromi yang terjadi antara “id”
dan ‘superego’.
b. Teori sifat atau perangai
Secara
sederhana, dapat dikatakan bahwa menurut teori ini, kepribadian seseorang
selalu tetap dan tidak berubah atau sulit berubah. Oleh sebab itu, mudah sekali
untuk memperkirakan perilaku seseorang. Sifat dan perangai seseoranglah yang
membedakannya dengan orang lain. Selanjutnya, menurut teori ini, sifat
seseorang sudah ada sejak lahir dan dibagikan secara unik, tidak berubah
sepanjang masa, dapat diukur secara kuantitaif, dan dapat digunakan untuk
menduga cara ia bertindak (Cattell, 1965).
Sifat
atau perangai seseorang dapat diteliti dengan berbagai cara. Ada ynag
berpendapat bahwa sifat seseorang dapat diketahui melalui pendekatan biologis.
Maksudnya sifat manusia ditentukan oleh faktor genetisnya masing-masing. Warna
mata, rambut, dan bentuk tubuh dapat menunjukkan sifat atau perangai seseorang.
Sebagian lagi berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh sifat
kejiwaan, seperti ketenangan, kehangatan, dan sebagainya. Sifat-sifat
kejiwaan ini menjelma dalam cara bertindak.
c. Teori Kebutuhan
Teori dianggap dapat
memberikan bantuan untuk lebih memahami kepribadian seseorang. Dari sekian
banyak teori, teori yang akan kita bahas ialah teori Maslow dan teori
McCelland.
d. Teori Tingkat Kebutuhan
Teori hierarki
kebutuhan (hierarchy of needs)
merupakan teori yang kita kenal dengan teori Maslow dan teori motivasi.Berbeda
dengan para psikolog sebelumnya yang lebih banyak yang memberikan perhatian
pada mereka yang psikologisnya tidak sehat Maslow sebaliknya lebih memerhatikan
manusia yang psikologisnya sehat (Wilson, 1972).Dalam membangun teori hierarki
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat deduktif, Maslow bertitik tolak dari tiga
asumsi pokok.
1) Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan-keinginan
mereka tidak pernah terpenuhi seluruhnya.
2) Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak akan
menjadi pedoman lagi.
3) Kebutuhn manusia tersusun menurut hierarki tingkat
pentingnya.
e. Motif untuk Berprestasi (achievement
motive)
Berbeda dengan konsep
Maslow, teori yang dikemukakan oleh David McClelland (1965) ini berpusat pada
satu macam kebutuhan, yaitu motif berprestasi. Teori ini berasumsi bahwa semua
kebutuhan itu ada karena dipelajari sehingga kepribadian juga akan berubah
kalau seseorang belajar.
Teori ini
dikemukakan oleh Celland berdasarkan hasil penelitiannya terhadap isi buku
bacaan anak-anak yang ditulis pada tahun 20-an. McCelland menemukan bahwa
terdapat ada hubungan yang sangat erat antara buku yang dibaca oleh seseorang
dan tingkat motivasi berprestasi suatu masyarakat dan tingkat kemajuan
perekonomiannya.
Bagi
manajemen, teori McCelland ini berarti bahwa seseorang manajer harus membantu
setiap pegawainya yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi untuk kemanfaatan
organisasi.
C.
Atribut Kepribadian
Ada sejumlah atribut kepribadian, diantaranya
sebagai berikut.
1. Daerah pengendalian (locus of control)
Daerah
pengendalian berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa
tindakannya akan memengaruhi imbalan yang akan diterimanya. Ada dua
daerahpengendalian kepribadian yaitu, internal dan eksternal.Kepribadian yang
bersifat pengendalian internal adalah kepribadian seseorang yang percaya bahwa
dialah yang mengendalikan segalla sesuatu yang terjadi pada dirinya.Sebaliknya,
kepribadian yang bersifat pengendalian eksternal adalah keyakinan seseorang
bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya ditentukan oleh lingkungan,
seperti nasib dan keberuntungan.
2. Paham otoritarian
Sifat
kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan
orang atau kedudukan dalam organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki
status dibawahnya, selalu curiga, dan menolak perubahan.
3. Orientasi prestasi
Orientasi
prestasi merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal
perilaku seseorang.
4. Introversi dan ekstroversi
Introversi
adalah sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan
dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasaan atas pikiran dan perasaan.Ekstroveri
merupakan sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang
lain, kejadian lingkungan dan menghasilkan kepuasaan dari stimulus lingkungan.
5. Persepsi
Gitosudarmo, I.
(1997) menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu proses memerhatikan dan
menyeleksi, mengorganisasikan dan menafasirkan stimulus lingkungan. Dia menambahkan bahwa ada sejumlah faktor yang
memengaruhi persepsi, antara lain :
a. Ukuran
b. Intensitas
c. Frekuensi
d. Kontras
e. Gerakan
f. Perubahan
g. Baru
h. Unik
D.
Tipe-Tipe Kepribadian
1.
Teori Carl Gustav Jung
Carl membagi
tipe kepribadian manusia berdasarkan reaksi individu terhadap pengalamanya,
yang ditunjukkan dalam perilaku. Jung mengelompokkan sikap manusia menjadi dua
macam, yaitu :
a.
Kecenderungan intraversi (extravert), yaitu kecenderungan menarik diri dan tenggelam kedalam
pengalaman batinnya sendiri.
b. Kecenderungan extroversi (extravert),yaitu kecenderungan membuka
diri dalam kontak dengan orang-orang, peristiwa-peristiwa, dan benda-benda
sekitar.
2.
Teori Galenes
Dia
menggolongkan tipe-tipe manusia atas dasar temperamennya, yaitu :
a. Tipe kholerik, tipe ini dipengaruhi oleh
empedu kuning (chole). Sifat-sifat
khasnya adalah mudah marah, keras kepala, bersemangat tinggi, optimis dan
berdaya juang besar.
b. Tipe melankolik, terbentuknya tipe ini
dipengaruhi oleh empedu hitam (melanchole).
Sifat-sifat khasnya (kepribadiannya) adalah mudah kecewa, berdaya juang kecil,
pemurung (muram), dan pesimis.
c.
Tipe plekmatis, tipe ini dipengaruhi cairan lender
(phlegma). Kepribadiannya atau penampilannya tenang, lamban, tidak mudah
dipengaruhi, dan setia.
d.
Tipe sanguinis, tipe ini dipengaruhi oleh darah
(sanguis). Sifat-sifat khasnya : ramah, mudah berganti haluan, cepat bertindak,
tetapi juga cepat berhenti.
3.
Teori Kretchmer
Kretchmer
membagi tipe-tipe manusia atas dasar keadaan jasmani dan temperamennya.
Berdasarkan keadaan jasmaninya, yaitu atas dasar bentuk tubuhnya, tipe manusia
dibagi menjadi empat, yaitu ;
a. Tipe piknis atau stenis : ciri-ciri ini,
antara lain badan agak pendek, dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar,
leher pendek dan kuat, lengan dan kaki lemah, kepala agak menjorok ke muka di
antara kedua bahu, sehingga bagian atas dari tulang punggung kelihatan sedikit
melengkung, banyak lemak sehingga urat-urat dan tulang-tulang tidak kelihatan
nyata.
b. Tipe leptoson : ciri-ciri tipe, antara
lain badan langsing, jangkung, rongga dada kecil sampai pipih, rusuknya mudah
dihitung, perut kecil, bahu sempit, lengan dan kaki kurus, tengkorak agak
kecil, tulang-tulang dibagian muka kelihatan jelas, muka bulat telur, dan berat
relatif kurang.
c. Tipe atletis : ciri-ciri tipe ini,
antara lain tulang-tulang serta otak dan kulit kuat, badan kokoh dan tegap,
tinggi cukup, bahu lebar dan kuat, perut kuat, panggul dan kaki kuat, perbandingan
bahu dan dada kelihatan agak kecil, tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan
leher tegak, muka bulat telur, lebih pendek dari tipe leptoson.
d. Tipe displantis : yang tergolong tipe
ini adalah orang-orang yang tidak memiliki ciri-ciri khas seperti ketiga tipe
sebelumnya.
4.
Teori Seldom
Seldom
menggambarkan kepribadian manusia terdiri atas tiga kelompok komponen sebagai
berikut.
a. Dilihat dari komponen-komponen kejasmanian,
tipe manusia terdiri atas :
1.
Komponen kejasmanian primer, terdiri atas :
Tipe endomorf
Tipe ectomorf
Tipe mesomorf
b. Komponen kejasmanian sekunder, terdiri
atas :
Displasia
Gyaandromorf
Texture.[1]
E.
Gaya-Gaya Perilaku Individu
Gaya-gaya perilaku
pribadi atau perilaku individu, dapat dilihat dibawah ini:
1.
Sifat respons
Sifat responsDingin tidak memihak; independen berorientasi pada pikiran
a
s
e
r
t
f
i
t
a
s
|
Pemikir Sistematis
|
Pergerakan Yang Dominan
|
· Melakukan tugas dengan benar
· Berorientasi pada data
· Fokus pada runtutan dan
tujuan
· Mencapai pemahaman logis
|
· Menyelesaikan tugas
· Berorientasi pada hasil
· Fokus pada tugas
· Mencari data yang paling
efisien
|
|
· Bertanya
· Risiko rendah
· Hati-hati
· Kooperatif
|
· Memberi tahu
· Resiko tinggi
· Impulsif
· Suka bersaing
|
|
Pembangunan hubungan yang mantap
|
Ekspresi dan antusias
|
|
·
Bekerja secara kooperatif
·
Berorientasi pada orang/ keadilan
·
Fokus pada proses
·
Mencari hal-hal informal
|
· Bekerja dengan semangat
· Berorientasi (visi) jangka
panjang
· Fokus pada firasat
· Mencari rangsangan
|
Hangat; bisa bergaul mudah didekati berorientasi pada perasaan
2.
Ciri-ciri utama gaya perilaku pribadi
Pemikiran sistematis
|
Penggerak yang dominan
|
· Teliti, metodis, dan
hati-hati (lamban) dalam bertindak dan memutuskan.
· Suka organisasi dan
struktur-lebih memilih lingkungan kerja yang objektif, intelektual, dan
berorientasi pada tugas.
· Bekerja lamban dan lebih suka
sendirian, tidak suka keterlibatan dengan orang lain.
· Ingin semua benar dan
karenanya terlalu mengandalkan pengumpulan data-mengajukan banyak pertanyaan
tentang detail yang spesifik.
· Cenderung introvert
dan reflektif, merenungkan soal mengapa dan bagaimana dalam berbagai situasi.
· Kecakapan pemecahan masalah
yang baik.
|
·
Tindakan dan keputusan yang tegas.
·
Mengambil tanggung jawab dan suka mengendalikan takut kehilangan status
dan kekuasaan pribadi.
·
Mengambil tanggung jawab dan suka mengendalikan-takut kehilangan status
dan kekuasaan pribadi.
·
Fokus pada tugas-berusaha menyelesaikan tugas, seiring tidak menyadari
atau lebih terhadap perasaan orang lain-kesannya tidak peka.
·
Dingin dan independen, suka bersaing, dan ingin menang sendiri.
·
Berkehendak kuat, cenderung mempertahankan idenya ketika mengambil
keputusan; bahkan menjadi keras kepala , khususnya bila tertekan.
·
Toleransi rendah terhadap perasaan, sikap, dan nasihat orang lain.
·
Bekerja cepat dan mengesankan.
·
Kecakapan administratif yang baik.
|
Sifat asertif pembangun hubungan yang mantap
|
Sifat asertif tinggi ekspresif dan antusias
|
·
Lamban dalam mengambil tindakan dan membuat keputusan.
·
Mempunyai hubungan yang dekat dan bersifat pribadi.
·
Tidak suka konflik antar pribadi dan lebih memilih hubungan kerja yang
luar biasa untuk mendapat dukungan dari orang lain.
·
Melihat masalah dan memperhatikan hal-hal yang dapat dikerjakan, serta
mencari hubungan yang stabil dengan orang lain.
·
Lemah dalam menetukan tujuan dan pengarahan diri.
·
Bekerja lamban dan terpadu dengan orang lain.
·
Kecakapan konseling yang baik.
|
·
Tindakan dan keputusan yang spontan.
·
Suka dengan keterlibatan dan tidak suka sendiri.
·
Melebih-lebihkan dan menggeneralisasikan.
·
Cenderung bermimpi dan menjebak orang lain dalam impiannya.
·
Optimis cenderung melihat hal-hal positif dalam hidup , sering
menutup-nutupi. Kenyataan, situasi, dan keprihatinan yang negatif.
·
Melompat-lompat dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain, bekerja cepat
dan suka memberi semangat kepada orang lain.
·
Berperilaku impulsif dan tidak menyukai perencanaan atau melaksanakan
hal-hal detail.
·
Kecakapan persuasif yang detail.
|
Ketika mencermati ciri-ciri tersebut, anda
secara pribadi mungkin merasa identik dengan beberapa ciri dan keempat gaya
itu. Itu wajar, kita memiliki sifat dari keempat gaya tersebut dengan kadar
berbeda-beda.
Gaya yang dominan ini tidak menjelaskan
setiap tindakan, tetapi merupakan komponen yang berulang-ulang muncul dan dapat
diperkirakan.
3.
Kekuatan kunci setiap gaya perilaku pribadi
Pemikir sistematis
|
Penggerak yang dominan
|
Logis , teliti, serius,
sistematis, hati-hati
|
Independen, terus terang, tegas, pragmatis, efisien
|
Pembangunan hubungan yang mantap
|
Ekspresif dan antusias
|
Komperatif,
mendukung, diplomatis, sabar, setia
|
Ramah, bersemangat, persuasif, suka bersenang-senang,
spontan
|
4.
Pengaruh keempat gaya perilaku
Pemikiran Sistematis
|
Penggerak Yang Dominan
|
Mempengaruhi orang lain dengan:
Data faktual, perhatian pada detail, argumen yang
logis, konsistensi kinerja, memakai cara yang ditentukan sebelumnya dan
disertai dengan rencana yang spesifik
|
Mempengaruhi orang lain dengan:
Kekuatan karakter, ketekunan, pengarahan, kontrol,
persuasi
|
Pembangunan Hubungan Yang Mantap
|
Ekspresif Dan Antusias
|
Mempengaruhi orang lain dengan:
Hubungan pribadi,
memberikan layanan, saran yang rendah hati, menawarkan pengertian dan
persahabatan, bantuan
|
Mempengaruhi orang lain dengan:
Kemampuan sosial dan sikap tenang, membangkitkan
semangat dalam diri orang lain demi kepentingan kontak pribadi, memuji dan
bermurah hati, inspirasi
|
Karena prilaku pribadi sangat beragam,
masing-masing gaya memiliki nilai tersendiri bagi organisasi.
5.
Nilai bagi organisasi
Untuk membentuk organisasi yang efektif,
keempat gaya tersebut dibutuhkan. Dengan
memadukannya, berbagai pola perilaku pribadi memberikan pada organisasi
kualitas alamiah yang dapat meningkatkan produktivitas tim dan efektivitas
organisasi.
Pemikir Sistematis
|
PenggerakYang Dominan
|
·
“Jangkar realitas” yang objektif
·
Sungguh-sungguh dan mantap
·
pekerja serba bisa
·
Merumuskan, memperjelas mengumpulkan, informasi,mengkritik dan memuji
·
Mempertahankan standar
|
·
Penuntas tugas, berorientasi pada hasil akhir
·
Mempunyai motivasi diri dan bekerja keras
·
Menatap kedepan-progresif
·
Pengambil keputusan yang cepat, merintis bisnis
·
Disiplin, suka mengendalikan dirinya sendiri dan orang lain
|
Pembangunan Hubungan Yang Mantap
|
Ekspresif Dan Antusias
|
·
Pekerja tim yang andal dan setia
·
Bekerja untuk pemimpin dan tujuan
·
Pendengar yang baik
·
Sabar dan empatik
·
Baik dalam mendamaikan antara kelompok, sangat kalem
|
· Kehadirannya menyenagkan
· Bergerak cepat dengan
berenergi tinggi
· Imajinasi kreatif
· Memulai hubungan
· Memotivasi orang lain menuju
tujuan
|
6.
Kekuatan suatu gaya menjadi kelemahan bila dikembangkan secara berlebihan
Gaya
|
Kekuatan
|
Dikembangkan berlebihan
|
Pemikir sistematis
|
Tepat/ saksama
Sistematis
Hati-hati
|
Terlalu rewel,
tidak fleksibel/ birokratis, tidak tegas
|
Pembangunan hubungan yang mantap
|
Mendukung
ramah
diplomatis
|
Menyesuaikan, permisif, menghindari konflik
|
Ekspresif dan antusias
|
Bersemangat
Imajinatif
Artikulatif
|
Membebani, tidak realistis, pendengar yang buruk
|
Penggerak dominan
|
Yakin
Objektif
Berorientasi
Pada hasil
|
Mendominasi, tidak timbang rasa, impersonal[2]
|
F. Pendekatan-Pendekatan
Untuk Memahami Perilaku Individu
Untuk memahami perilaku individu, pendekatan
yang dikelompokan menjadi tiga dapat dipergunakan , yaitu:
1.
Pendekatan kognitif
Perilaku oleh suatu rangsangan, dimana
perilaku individu terjadi atau timbul dikarenakan adanya rangsangan sehingga
timbulah respon atas rangsangan
tersebut.
2.
Pendekatan penguatan
Perilaku yang dipengaruhi gerakan refleks yang
didorong oleh sistem syaraf motorik yang ada diotak.
3.
Pendekatan psikoanalistis
Perilaku yang dipengaruhi oleh kepribadiannya
. sedangkan individu yang memiliki pribadi yang baik adalah individu yang telah
matang, yaitu orang yang bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik bagi
dirinya dan lingkungannya. Orang yang
baik tidak akan semata-mata mementingkan kepentingan pribadinya saja, melainkan
juga mementingkan kepentingan lingkungannya.
G. Memahami Perilaku
Manusia
Thoha menjelaskan beberapa aspek mendasar
sebagai berikut:
1.
Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak
sama
2.
Manusia mempunyai kebutuhan yang berebeda
3.
Orang berpikir tentang masa depan, dan memebuat pilihan
bagaimana bertindak
4.
Memahai lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman
masa lampau dan kebutuhannya
5.
Seseorang mempunyai reaksi senang atau tidak senang (affective).
H. Kinerja Individu
Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh usaha
(effort) kemampuan (ability) dan situasi lingkungan.
1.
Usaha (effort): Usaha diwujudkan dalam bentuk
motivasi. Motivasi adalah kekuatan yang dimiliki seseorang dan kekuatan
tersebut akan melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara
sukarela.
2.
Kemampuan (ability): Kemampuan seorang individu
diwujudkan dalam bentuk kompetensi.
3.
Situasi lingkungan[3]
I.
Kesimpulan
1.
Perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku)
seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian,
persepsi dan sikap jiwanya, yang bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja)
dirinya dan organisasi.
2.
Mengenal konsep kepribadian :Kepribadian mewakili karakteristik individu
yang terdiri atas pola-pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten.
Teori
pengembangan kepribadian: teori psikonalistik, teori sifat, teori kebutuhan,
teori tingkat kebutuhan, motif untuk berprestasi.
3.
Daerah pengendalian, paham ototarian, orientasi prestasi, introversi dan
ekstroversi, persepsi.
4.
Teori Carl Gustav Jung, Teori Galenes, Teori Kretchmer, Teori Seldom.
5.
Sifat respons, ciri utama gaya perilaku pribadi, kekuatan kunci setiap gaya
perilaku pribadi, pengaruh keempat gaya, nilai bagi organisasi, nilai suatu
gaya menjadi kelemahan bila dikendalikan secara berlebihan.
6.
Pendekatan kognitif, pendekatan penguatan, pendekatan psikonlistik.
7.
Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak
sama, Manusia mempunyai kebutuhan yang berebeda, Orang berpikir tentang masa
depan, dan memebuat pilihan bagaimana bertindak.
8.
Usaha, kemampuan,
situasi lingkungan.
No comments:
Post a Comment