Efek

Thursday, January 26, 2017

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI



Perilaku Individu Dalam Organisasi

A.    Pendahuluan
            Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan yang ada di dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjnya.
            Karyawan sebagai individu ketika memasuki perusahaan akan membawa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individualnya. 
B.     Pengertian Perilaku Individu
            Perilaku didefinisikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan manusia, misalnya kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari, baik bekerja dengan giat maupun dengan males, dalam hubungannya dengan komunikasi, misalnya berbicara dengan orang lain, bertukar pendapat, baik menerima pendapat atau menolaknya.

            Perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, yang bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja) dirinya dan organisasi.
            Berkaitan dengan masalah prinsip-prisip dasar dan alasan manusia berperilaku, David A.N., Richard Hachman, dan Edward E.L. dalam bukunya “Managing Organizational Behavior”, menjelaskan prinsip-prinsip dasar manusia  berperilaku. Perbedaannya sebagai berikut :
1.      Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama
2.      Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
3.      Orang berpikir tentang masa depan dengan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak
4.      Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungan dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya
5.      Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang (affective)
6.      Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang.
C.    Kepribadian
1.      Mengenal Konsep Kepribadian
      Kepribadian menurut Allport adalah, “sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya”.
      Adapun menurut Pervin dan John, “Kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri atas pola-pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten”.
Kepribadian terdiri atas trait dan tipe (type). Trait dijelaskan sebagai konstruk teoretis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respons individu dalam situasi yang berbeda-beda. Adapun tipe adalah pengelompokkan bermacam-macam trait.Tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar dari pada trait.
      Trait merupakan disposisi untuk berperilaku daam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut :
1.      Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga :
a.       Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
b.      Trait konsisten dari situasi ke situasi
2.      Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah dari karena :
a.       Ada proses adaptif
b.      Adanya perbedaan kekuatan
c.       Kombinasi dari trait yang masih ada
Menurut Allport, faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia. Bukan hanya faktor keturunan atau faktor lingkungan yang menentukan terbentuknya kepribadian, tetapi juga pengaruh resiplokal faktor keturunan dan lingkungan yang memnunculkan karakterisrik kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, ada empat pemahaman yang perlu diperhatikan.
a.       Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor nongenetik tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian.
b.      Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam memengaruhi lingkungan, faktor nongenetik paling bertanggung jawab terhadap perbedaan lingkungan pada orang-orang.
c.       Pengelaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis kelamin anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
d.      Meskipun terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
2.      Teori-teori Pengembangan Kepribadian
      Ada tiga teori pengembangan kepribadian yang utama, yaitu teori psikoanalitik (psychoanalitytical theory), teori sifat atau perangai (triat theory) dan teori kebutuhan (needs theory). Berikut ini adalah penjelasan teori tersebut secara singkat :
a.       Teori Psikoanalitik
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud. Menurut teori ini, untuk memahami kepribadian seseorang, kita harus melihat ke dalam dirinya (intrapsychic) apa yang menjadi dasar perilakunya. Dalam diri setiap orang terdapat suatu “id” atau untuk mencari kepuasan bagi dirinya sendiri dan superego yang merupakan bagian dari jiwa manusia yang mengandung unsur ideal dan pikiran yang baik.Tindakan atau perilaku manusia, menurut Freud, merupakan hasil konflik antara “id” dan ‘superego’.Konflik antara kedua selalu berhasil didamaikan oleh ‘ego’.Pola perilaku manusia selalu bersifat defensif dan selalu dapat dipikirkan berdasarkan pengamatan atas kompromi yang terjadi antara “id” dan ‘superego’.
b.      Teori sifat atau perangai
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa menurut teori ini, kepribadian seseorang selalu tetap dan tidak berubah atau sulit berubah. Oleh sebab itu, mudah sekali untuk memperkirakan perilaku seseorang. Sifat dan perangai seseoranglah yang membedakannya dengan orang lain. Selanjutnya, menurut teori ini, sifat seseorang sudah ada sejak lahir dan dibagikan secara unik, tidak berubah sepanjang masa, dapat diukur secara kuantitaif, dan dapat digunakan untuk menduga cara ia bertindak (Cattell, 1965).
Sifat atau perangai seseorang dapat diteliti dengan berbagai cara. Ada ynag berpendapat bahwa sifat seseorang dapat diketahui melalui pendekatan biologis. Maksudnya sifat manusia ditentukan oleh faktor genetisnya masing-masing. Warna mata, rambut, dan bentuk tubuh dapat menunjukkan sifat atau perangai seseorang. Sebagian lagi berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh sifat kejiwaan, seperti ketenangan, kehangatan, dan sebagainya. Sifat-sifat kejiwaan ini menjelma dalam cara bertindak.
c.       Teori Kebutuhan
Teori dianggap dapat memberikan bantuan untuk lebih memahami kepribadian seseorang. Dari sekian banyak teori, teori yang akan kita bahas ialah teori Maslow dan teori McCelland.
d.      Teori Tingkat Kebutuhan
Teori hierarki kebutuhan (hierarchy of needs) merupakan teori yang kita kenal dengan teori Maslow dan teori motivasi.Berbeda dengan para psikolog sebelumnya yang lebih banyak yang memberikan perhatian pada mereka yang psikologisnya tidak sehat Maslow sebaliknya lebih memerhatikan manusia yang psikologisnya sehat (Wilson, 1972).Dalam membangun teori hierarki kebutuhan-kebutuhan yang bersifat deduktif, Maslow bertitik tolak dari tiga asumsi pokok.
1)      Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan-keinginan mereka tidak pernah terpenuhi seluruhnya.
2)      Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak akan menjadi pedoman lagi.
3)      Kebutuhn manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya.
e.       Motif untuk Berprestasi (achievement motive)
Berbeda dengan konsep Maslow, teori yang dikemukakan oleh David McClelland (1965) ini berpusat pada satu macam kebutuhan, yaitu motif berprestasi. Teori ini berasumsi bahwa semua kebutuhan itu ada karena dipelajari sehingga kepribadian juga akan berubah kalau seseorang belajar.
Teori ini dikemukakan oleh Celland berdasarkan hasil penelitiannya terhadap isi buku bacaan anak-anak yang ditulis pada tahun 20-an. McCelland menemukan bahwa terdapat ada hubungan yang sangat erat antara buku yang dibaca oleh seseorang dan tingkat motivasi berprestasi suatu masyarakat dan tingkat kemajuan perekonomiannya.
Bagi manajemen, teori McCelland ini berarti bahwa seseorang manajer harus membantu setiap pegawainya yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi untuk kemanfaatan organisasi.
C.    Atribut Kepribadian
Ada sejumlah atribut kepribadian, diantaranya sebagai berikut.
1.      Daerah pengendalian (locus of control)
Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa tindakannya akan memengaruhi imbalan yang akan diterimanya. Ada dua daerahpengendalian kepribadian yaitu, internal dan eksternal.Kepribadian yang bersifat pengendalian internal adalah kepribadian seseorang yang percaya bahwa dialah yang mengendalikan segalla sesuatu yang terjadi pada dirinya.Sebaliknya, kepribadian yang bersifat pengendalian eksternal adalah keyakinan seseorang bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya ditentukan oleh lingkungan, seperti nasib dan keberuntungan.
2.      Paham otoritarian
Sifat kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan orang atau kedudukan dalam organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki status dibawahnya, selalu curiga, dan menolak perubahan.
3.      Orientasi prestasi
Orientasi prestasi merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal perilaku seseorang.
4.      Introversi dan ekstroversi
Introversi adalah sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasaan atas pikiran dan perasaan.Ekstroveri merupakan sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang lain, kejadian lingkungan dan menghasilkan kepuasaan dari stimulus lingkungan.
5.      Persepsi
Gitosudarmo, I. (1997) menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu proses memerhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafasirkan stimulus lingkungan. Dia menambahkan bahwa ada sejumlah faktor yang memengaruhi persepsi, antara lain :
a.       Ukuran
b.      Intensitas
c.       Frekuensi
d.      Kontras
e.       Gerakan
f.       Perubahan
g.      Baru
h.      Unik
D.    Tipe-Tipe Kepribadian
1.      Teori Carl Gustav Jung
Carl membagi tipe kepribadian manusia berdasarkan reaksi individu terhadap pengalamanya, yang ditunjukkan dalam perilaku. Jung mengelompokkan sikap manusia menjadi dua macam, yaitu :
a.       Kecenderungan intraversi (extravert), yaitu kecenderungan menarik diri dan tenggelam kedalam pengalaman batinnya sendiri.
b.      Kecenderungan extroversi (extravert),yaitu kecenderungan membuka diri dalam kontak dengan orang-orang, peristiwa-peristiwa, dan benda-benda sekitar.
2.      Teori Galenes
Dia menggolongkan tipe-tipe manusia atas dasar temperamennya, yaitu :
a.       Tipe kholerik, tipe ini dipengaruhi oleh empedu kuning (chole). Sifat-sifat khasnya adalah mudah marah, keras kepala, bersemangat tinggi, optimis dan berdaya juang besar.
b.      Tipe melankolik, terbentuknya tipe ini dipengaruhi oleh empedu hitam (melanchole). Sifat-sifat khasnya (kepribadiannya) adalah mudah kecewa, berdaya juang kecil, pemurung (muram), dan pesimis.
c.       Tipe plekmatis, tipe ini dipengaruhi cairan lender (phlegma). Kepribadiannya atau penampilannya tenang, lamban, tidak mudah dipengaruhi, dan setia.
d.      Tipe sanguinis, tipe ini dipengaruhi oleh darah (sanguis). Sifat-sifat khasnya : ramah, mudah berganti haluan, cepat bertindak, tetapi juga cepat berhenti.
3.      Teori Kretchmer
Kretchmer membagi tipe-tipe manusia atas dasar keadaan jasmani dan temperamennya. Berdasarkan keadaan jasmaninya, yaitu atas dasar bentuk tubuhnya, tipe manusia dibagi menjadi empat, yaitu ;
a.       Tipe piknis atau stenis : ciri-ciri ini, antara lain badan agak pendek, dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar, leher pendek dan kuat, lengan dan kaki lemah, kepala agak menjorok ke muka di antara kedua bahu, sehingga bagian atas dari tulang punggung kelihatan sedikit melengkung, banyak lemak sehingga urat-urat dan tulang-tulang tidak kelihatan nyata.
b.      Tipe leptoson : ciri-ciri tipe, antara lain badan langsing, jangkung, rongga dada kecil sampai pipih, rusuknya mudah dihitung, perut kecil, bahu sempit, lengan dan kaki kurus, tengkorak agak kecil, tulang-tulang dibagian muka kelihatan jelas, muka bulat telur, dan berat relatif kurang.
c.       Tipe atletis : ciri-ciri tipe ini, antara lain tulang-tulang serta otak dan kulit kuat, badan kokoh dan tegap, tinggi cukup, bahu lebar dan kuat, perut kuat, panggul dan kaki kuat, perbandingan bahu dan dada kelihatan agak kecil, tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak, muka bulat telur, lebih pendek dari tipe leptoson.
d.      Tipe displantis : yang tergolong tipe ini adalah orang-orang yang tidak memiliki ciri-ciri khas seperti ketiga tipe sebelumnya.
4.      Teori Seldom
Seldom menggambarkan kepribadian manusia terdiri atas tiga kelompok komponen sebagai berikut.
a.       Dilihat dari komponen-komponen kejasmanian, tipe manusia terdiri atas :
1.      Komponen kejasmanian primer, terdiri atas :
Tipe endomorf
Tipe ectomorf
Tipe mesomorf
b.      Komponen kejasmanian sekunder, terdiri atas :
Displasia
Gyaandromorf
Texture.[1]
E.     Gaya-Gaya Perilaku Individu
                        Gaya-gaya perilaku pribadi atau perilaku individu, dapat dilihat dibawah ini:
1.      Sifat respons
Sifat responsDingin tidak memihak; independen berorientasi pada pikiran



a
s
e
r
t
f
i
t
a
s

Pemikir Sistematis
Pergerakan Yang Dominan
·  Melakukan tugas dengan benar
·  Berorientasi pada data
·  Fokus pada runtutan dan tujuan
·  Mencapai pemahaman logis
· Menyelesaikan tugas
· Berorientasi pada hasil
· Fokus pada tugas
· Mencari data yang paling efisien
·  Bertanya
·  Risiko rendah
·  Hati-hati
·  Kooperatif
·  Memberi tahu
·  Resiko tinggi
·  Impulsif
·  Suka bersaing
Pembangunan hubungan yang mantap
Ekspresi dan antusias
·   Bekerja secara kooperatif
·   Berorientasi pada orang/ keadilan
·   Fokus pada proses
·   Mencari hal-hal informal
·  Bekerja dengan semangat
·  Berorientasi (visi) jangka panjang
·  Fokus pada firasat
·  Mencari rangsangan
Hangat; bisa bergaul mudah didekati berorientasi pada perasaan
2.      Ciri-ciri utama gaya perilaku pribadi
Pemikiran sistematis
Penggerak yang dominan
·  Teliti, metodis, dan hati-hati (lamban) dalam bertindak dan memutuskan.
·  Suka organisasi dan struktur-lebih memilih lingkungan kerja yang objektif, intelektual, dan berorientasi pada tugas.
·  Bekerja lamban dan lebih suka sendirian, tidak suka keterlibatan dengan orang lain.
·  Ingin semua benar dan karenanya terlalu mengandalkan pengumpulan data-mengajukan banyak pertanyaan tentang detail yang spesifik.
·  Cenderung introvert dan reflektif, merenungkan soal mengapa dan bagaimana dalam berbagai situasi.
·  Kecakapan pemecahan masalah yang baik.
·   Tindakan dan keputusan yang tegas.
·   Mengambil tanggung jawab dan suka mengendalikan takut kehilangan status dan kekuasaan pribadi.
·   Mengambil tanggung jawab dan suka mengendalikan-takut kehilangan status dan kekuasaan pribadi.
·   Fokus pada tugas-berusaha menyelesaikan tugas, seiring tidak menyadari atau lebih terhadap perasaan orang lain-kesannya tidak peka.
·   Dingin dan independen, suka bersaing, dan ingin menang sendiri.
·   Berkehendak kuat, cenderung mempertahankan idenya ketika mengambil keputusan; bahkan menjadi keras kepala , khususnya bila tertekan.
·   Toleransi rendah terhadap perasaan, sikap, dan nasihat orang lain.
·   Bekerja cepat dan mengesankan.
·   Kecakapan administratif yang baik.
Sifat asertif pembangun hubungan yang mantap
Sifat asertif tinggi ekspresif dan antusias
·    Lamban dalam mengambil tindakan dan membuat keputusan.
·    Mempunyai hubungan yang dekat dan bersifat pribadi.
·    Tidak suka konflik antar pribadi dan lebih memilih hubungan kerja yang luar biasa untuk mendapat dukungan dari orang lain.
·    Melihat masalah dan memperhatikan hal-hal yang dapat dikerjakan, serta mencari hubungan yang stabil dengan orang lain.
·    Lemah dalam menetukan tujuan dan pengarahan diri.
·    Bekerja lamban dan terpadu dengan orang lain.
·    Kecakapan konseling yang baik.
·    Tindakan dan keputusan yang spontan.
·    Suka dengan keterlibatan dan tidak suka sendiri.
·    Melebih-lebihkan dan menggeneralisasikan.
·    Cenderung bermimpi dan menjebak orang lain dalam impiannya.
·    Optimis cenderung melihat hal-hal positif dalam hidup , sering menutup-nutupi. Kenyataan, situasi, dan keprihatinan yang negatif.
·    Melompat-lompat dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain, bekerja cepat dan suka memberi semangat kepada orang lain.
·    Berperilaku impulsif dan tidak menyukai perencanaan atau melaksanakan hal-hal detail.
·    Kecakapan persuasif yang detail.
      Ketika mencermati ciri-ciri tersebut, anda secara pribadi mungkin merasa identik dengan beberapa ciri dan keempat gaya itu. Itu wajar, kita memiliki sifat dari keempat gaya tersebut dengan kadar berbeda-beda.
      Gaya yang dominan ini tidak menjelaskan setiap tindakan, tetapi merupakan komponen yang berulang-ulang muncul dan dapat diperkirakan.
3.      Kekuatan kunci setiap gaya perilaku pribadi
Pemikir sistematis
Penggerak yang dominan
Logis , teliti, serius,  sistematis, hati-hati
Independen, terus terang, tegas, pragmatis, efisien
Pembangunan hubungan yang mantap
Ekspresif dan antusias
Komperatif,  mendukung, diplomatis, sabar, setia
Ramah, bersemangat, persuasif, suka bersenang-senang, spontan

4.      Pengaruh keempat gaya perilaku
Pemikiran Sistematis
Penggerak Yang Dominan
Mempengaruhi orang lain dengan:
Data faktual, perhatian pada detail, argumen yang logis, konsistensi kinerja, memakai cara yang ditentukan sebelumnya dan disertai dengan rencana yang spesifik
Mempengaruhi orang lain dengan:
Kekuatan karakter, ketekunan, pengarahan, kontrol, persuasi
Pembangunan Hubungan Yang Mantap
Ekspresif Dan Antusias
Mempengaruhi orang lain dengan:
Hubungan pribadi,  memberikan layanan, saran yang rendah hati, menawarkan pengertian dan persahabatan, bantuan
Mempengaruhi orang lain dengan:
Kemampuan sosial dan sikap tenang, membangkitkan semangat dalam diri orang lain demi kepentingan kontak pribadi, memuji dan bermurah hati, inspirasi
      Karena prilaku pribadi sangat beragam, masing-masing gaya memiliki nilai tersendiri bagi organisasi.
5.      Nilai bagi organisasi
      Untuk membentuk organisasi yang efektif, keempat  gaya tersebut dibutuhkan. Dengan memadukannya, berbagai pola perilaku pribadi memberikan pada organisasi kualitas alamiah yang dapat meningkatkan produktivitas tim dan efektivitas organisasi.
Pemikir Sistematis
PenggerakYang Dominan
·    “Jangkar realitas” yang objektif
·    Sungguh-sungguh dan mantap
·    pekerja serba bisa
·    Merumuskan, memperjelas mengumpulkan, informasi,mengkritik dan memuji
·    Mempertahankan standar
·   Penuntas tugas, berorientasi pada hasil akhir
·   Mempunyai motivasi diri dan bekerja keras
·   Menatap kedepan-progresif
·   Pengambil keputusan yang cepat, merintis bisnis
·   Disiplin, suka mengendalikan dirinya sendiri dan orang lain
Pembangunan Hubungan Yang Mantap
Ekspresif Dan Antusias
·    Pekerja tim yang andal dan setia
·    Bekerja untuk pemimpin dan tujuan
·    Pendengar yang baik
·    Sabar dan empatik
·    Baik dalam mendamaikan antara kelompok, sangat kalem
·  Kehadirannya menyenagkan
·  Bergerak cepat dengan berenergi tinggi
·  Imajinasi kreatif
·  Memulai hubungan
·  Memotivasi orang lain menuju tujuan

6.      Kekuatan suatu gaya menjadi kelemahan bila dikembangkan secara berlebihan
Gaya
Kekuatan
Dikembangkan berlebihan
Pemikir sistematis
Tepat/ saksama
Sistematis
Hati-hati
Terlalu rewel,  tidak fleksibel/ birokratis, tidak tegas


Pembangunan hubungan yang mantap
Mendukung
 ramah
diplomatis
Menyesuaikan, permisif, menghindari konflik


Ekspresif dan antusias
Bersemangat
Imajinatif
Artikulatif
Membebani, tidak realistis, pendengar yang buruk


Penggerak dominan
Yakin
Objektif
Berorientasi
Pada hasil
Mendominasi, tidak timbang rasa, impersonal[2]




F.     Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu
Untuk memahami perilaku individu, pendekatan yang dikelompokan menjadi tiga dapat dipergunakan , yaitu:
1.      Pendekatan kognitif
Perilaku oleh suatu rangsangan, dimana perilaku individu terjadi atau timbul dikarenakan adanya rangsangan sehingga timbulah respon  atas rangsangan tersebut.
2.      Pendekatan penguatan
Perilaku yang dipengaruhi gerakan refleks yang didorong oleh sistem syaraf motorik yang ada diotak.
3.      Pendekatan psikoanalistis
Perilaku yang dipengaruhi oleh kepribadiannya . sedangkan individu yang memiliki pribadi yang baik adalah individu yang telah matang, yaitu orang yang bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik bagi dirinya dan lingkungannya.  Orang yang baik tidak akan semata-mata mementingkan kepentingan pribadinya saja, melainkan juga mementingkan kepentingan lingkungannya.
G.    Memahami Perilaku Manusia
Thoha menjelaskan beberapa aspek mendasar sebagai berikut:
1.      Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama
2.      Manusia mempunyai kebutuhan yang berebeda
3.      Orang berpikir tentang masa depan, dan memebuat pilihan bagaimana bertindak
4.      Memahai lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lampau dan kebutuhannya
5.      Seseorang mempunyai reaksi senang atau tidak senang (affective).
H.    Kinerja Individu
Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh usaha (effort) kemampuan (ability) dan situasi lingkungan.
1.      Usaha (effort): Usaha diwujudkan dalam bentuk motivasi. Motivasi adalah kekuatan yang dimiliki seseorang dan kekuatan tersebut akan melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara sukarela.
2.      Kemampuan (ability): Kemampuan seorang individu diwujudkan dalam bentuk kompetensi.
3.      Situasi lingkungan[3]
I.         Kesimpulan
1.      Perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, yang bisa berpengaruh terhadap prestasi (kerja) dirinya dan organisasi.
2.      Mengenal konsep kepribadian :Kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri atas pola-pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten.
Teori pengembangan kepribadian: teori psikonalistik, teori sifat, teori kebutuhan, teori tingkat kebutuhan, motif untuk berprestasi.
3.      Daerah pengendalian, paham ototarian, orientasi prestasi, introversi dan ekstroversi, persepsi.
4.      Teori Carl Gustav Jung, Teori Galenes, Teori Kretchmer, Teori Seldom.
5.      Sifat respons, ciri utama gaya perilaku pribadi, kekuatan kunci setiap gaya perilaku pribadi, pengaruh keempat gaya, nilai bagi organisasi, nilai suatu gaya menjadi kelemahan bila dikendalikan secara berlebihan.
6.      Pendekatan kognitif, pendekatan penguatan, pendekatan psikonlistik.
7.      Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama, Manusia mempunyai kebutuhan yang berebeda, Orang berpikir tentang masa depan, dan memebuat pilihan bagaimana bertindak.
8.      Usaha,  kemampuan, situasi lingkungan.



                [1]Khaerul Umam, Perilaku Orgnisasi,  Cv. Pustaka Setia: Bandung, 2010, Hal. 41-51.
                [2]Ibid,  Hal. 59-66.
                [3]Akmad Subkhi Dan Maohammad Jauhar, Pengantar Teori Dan Perilaku Organisasi, Prestasi Pustaka: Jakara, 2013, Hal. 36-42.

No comments: